SELAMAT DATANG DI RHEYSHA'S BLOG.....
Popular 1:1 Traffic Exchange

Rabu, 09 November 2011

My Journey

Perjalanan ke Kota Seribu Kenangan


Pontianak, 21 April 2011 Setelah 12 tahun kepergian Bapak dan 2 hari sebelum kepulanganku ke Bumi Uncak Kapuas.
Setelah  ziarah hari ini di Singkawang aku menemukan banyak pengalaman bahkan menjadi sebuah renunangku. Hari ini aku tersadar, kenapa hal ini tidak terjadi semenjak dahulu? Tapi, pengandaian itu tidaklah baik. Sungguh rekayasa Allah SWT sangat indah pada hari ini dan itu bukanlah terlambat. Subhanallah...satu persatu ibrah mendatangi ku, mulai dari episode silaturahim hingga ibrah tentang cinta sejati.

Prolog
Singkawang. Aku menyebutnya kota seribu kenangan. Masa kanak-kanak yang indah hanya bisa ku temukan di kota itu, meski tak lama. Hanya sepuluh tahun saja. Tapi memori di tempat ini tak akan pernah terganti di tempat mana pun. Masa menyenangkan bersama teman-teman dan sahabat. Tempat-tempat masa lalu yang hingga kini masih membekas di hati dan pikiranku. Komplek perumahan guru SMP 5 (tempat tinggal pertama keluargaku), Kompleks SDN 13 (Tempat tinggal ke dua keluargaku), Rumah di Jalan Tani Gg. Melati Putih (Sayang, beberapa minggu sebelum menempati rumah baru, Bapak sudah berpulang ke Rahmatullah. Rumah itu hanya tinggal kenangan), Taman Burung (tempat bermain bersama Bapak, adik dan sahabat-sahabatku), Pasar Tengah (rindu mie tiaw goreng dan es campurnya), Orbit/Bioskop (rindu bakso dan es buahnya), pasar Hongkong (tempat nongkrong keluarga di malam minggu), Rumah makan Pagaruyung (hmmm...masakannya yummy..), Kue Bongko, Bakpao, Sotong Pangkong. Aromanya masih teringat sampai sekarang. Ah, masih banyak tempat-tempat lain yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Episode 1, Ziarah
Sebelum ketempat tujuan aku bertemu teman lama. Bang Randi di jalan. Tetangga dan teman bermain semasa kecil. Dia semakin makmur saja. Padahal awal-awalnya aku tidak mengenalinya dari jauh. Tapi ketika kami berpapasa di mesjid At-Taqwa (tempat TPA ku dulu), aku baru tersadar.Bukankah itu Bang Randi dengan seragam kantor dinas perhubungan plus mengendarai motor besarnya. Aku memanggilnya dan dia pun membalas. Meski ia sedikit terkejut. Sayang hari ini aku tak sempat main ke rumahnya.
Kapan bisa bertemu dengan Three Musketeres { Bang Ade (Bang Ngah), Bang Randi, dan Bang Yanshyah (Bang Su)} lagi ya???
Setiap kali aku berziarah, entah kenapa aku selalu merinding dan sedih. Merinding seakan akan aku merasakan bagaimana sakitnya sakaratul maut dan sedih melihat makam-makam sunyi. Berpenghuni tapi tak bersuara. Meninggalkan yang mereka cintai. Istri, suami, anak, harta dan jabatan. Yang dibawa hanya amal ibadah, ilmu dan doa anak yang sholeh. Aku hanya sendiri membersihkan makam bapak. Hening. Aku ingin menangis, tapi kutahan. Ada rasa rindu yang membuncah. Rindu akan kasih sayang beliau, rindu bujukan beliau dikala aku menangis, dan rindu dekapan beliau. Aku memejamkan mata merasakan seolah-olah aku kembali kemasa dulu. Sewaktu beliau masih ada. Berusaha menyusun memori mengingat wajah beliau dan merasakan getar-getar suaranya yang tak lagi utuh, bahkan nyaris terlupa. Bapak...aku kini kembali dihadapan makammu. Menunaikan janji empat tahun dulu. Bahwa aku akan kembali lagi kesini jika aku sudah wisuda. Hari ini kutunaikan janjiku. Tapi ini bukanlah janji terakhir, aku akan kembali lag. Kembali dengan diriku yang sudah sukses, kembali dengan membawa ibu dan adik untuk mengunjungimu, dan kembali dengan keluarga kecilku.
Bapak...terima kasih atas gen yang mengalir ditubuhku, banyak orang yang mengenalmu mengatakan aku mirip denganmu. Fisik dan kecerdasanmu mengalir padaku. Dulu aku sempat tak suka. Tapi lama kelamaan aku bisa menerimanya. Aku tak bisa lari dari kenyataan. Dan itulah aku. Like father like daughter. Ya Rabb, sayangilah kedua orang tuaku sebagaimana mereka menyayangiku sejak kecil. Ampuni segala dosa mereka dan terimalah amal ibadah mereka.amin ya rabbal alamin.

Episode 2, Silaturahim
Sungguh jika ingin mengetahui dan belajar tentang arti sebuah kehidupan, tanyalah pada seseorang bijak yang sudah lama hidup. Seraya menyantap makan siang yang sederhana kami mulai bercerita. Aku dan pamanku, paman Umar. Pamanku ini sudah berumur, kalau ku taksir sekitar 60-an. Suapan pertama masih seputar masalah kuliahku dulu, tapi begitu suapan selanjutnya. Aku tak mampu untuk menyantapnya, bukan karena rasanya yang tidak enak. Sungguh hidangannya begitu nikmat. Tapi kata-kata beliaulah yang membuatku berpikir menghentikan sejenak suapanku.
“Benarlah hadis Rasulullah, Jika ingin berusia panjang dan murah rezeki maka perpanjanglah silaturahim”. Kata-kata ini sungguh dasyat dan efeknya benar-benar aku rasakan. Bagaimana tidak? Sebelum aku sampai di kota ini dan bertemu mereka aku sebenarnya sedang sakit, dan tak ada seorangpun yang tahu, begitu juga ibuku. Tapi karena azzamku yang sudah bulat, maka beberapa hari sebelum keberangkatan sakitku mulai memulih. Begitu juga dengan rezeki yang dberikan Allah SWT.  Jika kupikir-pikir tidaklah cukup kantongku untuk kesana apalagi uang yang ku keluarkan untuk wisuda kemarin tidaklah sedkit. Tapi aku percaya bahwa Allah akan memberikan rezekinya dari segala penjuru.
Episode ini masih berlanjut, aku kemudian mulai mengunjungi guruku sewaktu SD dulu.Ibu Rosmini namanya. Beliau sempat tidak mengenaliku. Beliau juga semakin cantik. Dua belas tahun bukanlah waktu yang singkat untuk mengubah semuanya, begitu juga fisiku. Banyak hal yang kami bicarakan dari sekolah yang dulu masih beraw dan  becek. Masih teringat olehku ketika aku, Meidi, Glatika, dan Dessy (sahabat masa kecilku) mencari ikan tembakul. Ikan yang di atas kepalanya ada titik putih bercahaya. Tak kusangka sekolahku itu kini pernah menjuarai adipura. Subhanallah...begitu banyak kemajuan yang tak kutahu. Aku juga masih ingat dengan anak-anak beliau Zul, Aat, dan Bayu. Meski mereka tak mengenaliku. Kalau ingat masa SD dulu, aku jadi ingat teman sepermainanku, Meidi, Desi, Glatika, Ulan, Niswi, Linda, Belvi, Yulizar, Suryati, Apriyanti dan lain-lain.
Setelah pertmuan dengan Ibu Rosmini, kali ini langkahku tertuju pada satu rumah. Rumah yang posisinya masih seperti dulu. Tak banyak yang berubah, hanya renovasi yang semakin mempercantik rumah. Kali ini rumah Ibu Ernani, wali kelasku dulu di kelas 3 SD dulu di Singkawang. Beliau juga tidak banyak berubah masih ramah seperti dulu, ceria dan suka bergurau. Sungguh aku rindu dengan beliau begitu juga dengan Pak Supriyadi, suami beliau. Ketua RT kami dulu. Bapak juga masih tidak banyak berubah, masih tetap gagah. Dan yang terakhir adalah bang Yansyah, hehehe. Abang juga tak banyak berubah ceria selalu dan tentu saja sudah dewasa. Waktu aku berkunjung ia juga yang membuat dan  menyuguhkan minuman untukku.
Ya Rabb...jika aku ingin jujur sebenarnya aku iri terhadap keluarga mereka, terutama bang Yansyah.  Abang sungguh beruntung memiliki oraang tua yang masih lengakap bahkan hingga ia sedewasa ini. Aku sangat senang berada ditengah mereka meski hanya sebentar. Aku rindu suasana keluarga seperti ini. sangat ku rindu.ada canda, tawa, sungguh seakan-akan aku ingin itu terjadi padaku. Allhamdulillah ya Rabb...Engkau mempertemukan aku dengan mereka sehingga aku banyak belajar sebelum melangkah ke lembaran baru di kehidupanku.

Episode 3, Cinta Sejati
Akankah ketika fisik sudah tua, rasa cinta masih sebesar seperti pertama kali menikah? Masih semesra dahulu dengan kata-kata sedikit gombal kepada pasangan? Sebenarnya aku tak begitu yakin, hingga hari ini di hadapanku contoh itu sungguh nyata. Itu terjadi kepada paman dan bibiku. Bibiku sekarang mengalami stroke ringan, meski ringan tapi beliautidak bisa berjalan dan makan pun hanya boleh yang lembut-lembut seperti bubur. Subhanallah rasa cinta itu begitu terlihat di mata dan tindakan mereka. Ketika bibi tak bisa bergerak dan makan. Paman dengan sabar dan penuh kasih sayang menyuapinya. Bibi sebenarnya di rawat di RS. Tapi kata paman lebih baik di rawat di rumah saja, ada yang mengurus. Ini lah pengorbanan, biarlah paman dibilang baby sitter yang penting bibi bisa cepat sembuh. Ya rabb, pasangan ini sungguh membuatku iri dan cemburu dua kali. Akankah aku menemukan psanagn sejatiku seperti mereka? Yang setia menemaniku meski fisik tak sebugar dan seindah dulu. Akankah aku memilikinya? Cinta seperti inilah yang ingin kurasa. Cinta yang hanya bisa terpisah oleh maut.

Epilog
AKU BERUNTUNG MEMILIKI KELUARGA, TEMAN DAN ORANG-ORANG YANG BISA KUCINTAI DAN MENCINTAIKU.
TERIMA KASIH YA RABB...SUNGGUH IBRAH INI TAK AKAN AKU LUPA.
Ya Rabb...Bawa aku kembali ke masa indah itu, walau sesaat saja.

Senin, 03 Oktober 2011

DAFTAR PEMENANG LOMBA CIPTA CERPEN PEMUDA TAINGKAT NASIONAL TAHUN 2011



PRESS RELEASE
LOMBA CIPTA CERPEN PEMUDA TAINGKAT NASIONAL
TAHUN 2011 

Dalam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-83 Tahun 2011, melalui Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda, Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, Kementerian Pemuda dan Olahraga, telah melaksanakan Festival Pengembangan Kreativitas Pemuda di Bidang Sastra, Seni dan Budaya salah satunya adalah Lomba Cipta Cerpen Pemuda Tingkat Nasional Tahun 2011 yang penjuriannya telah dilaksanakan pada tanggal 24 September 2011.  
Kegiatan lomba ini berhasil menarik perhatian dan kecintaan pemuda terhadap sastra dan proses kreatif penciptaan karya sastra. Adapun jumlah naskah cerpen yang masuk kepanitia penyelenggara sebanyak 612 dan yang lulus seleksi administrasi sebanyak 429 naskah dari berbagai wilayah dan jumlah ini naik cukup signifikan yang bila dibandingkan dengan pelaksanaan tahun sebelumnya sebanyak 326 peserta. 
Setelah melalui proses penilaian oleh Tim Dewan Juri yang mempunyai kompetensi di bidang seni sastra, maka berdasarkan Berita Acara Tim Dewan Juri ditetapkan Surat Keputusan Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda tentang pemenang Lomba Cipta Cerpen Pemuda Tingkat Nasional sebagai berikut : 
  1. Juara I Al Muttaqin dari Jambi;
  2. Juara II Guntur Aalam dari Sumatera Selatan;
  3. Juara III Yudhistira dari Sumatera Barat;
  4. Juara Harapan I Mulyani Hasan dari Kepulauan Riau;
  5. Juara Harapan II Muhammad Amir dari Jawa Barat;
  6. Juara Harapan III Iman Santosa dari Kalimantan Barat;
  7. 14 Nominator sebagai kategori karya cerpen terbaik masing-masing kepada : Arif Hidayat (Jawa Tengah), Lis Triyanti (NTT), Sugiarti atau Nafi’ah Al-Ma’rab (Riau), Hendri Teja (Jawa Barat), Hammidun Nafis (Jawa Tengah), Sungging Raga (Jawa Timur), Risang Anom Pujayanto (Jawa Timur), Ahmad Ijazi Abdullah (Riau), Alvina Hafiza (Bengkulu), Habibah (Sulawesi Selatan), Kemal Anshari Elmizan (DKI Jakarta), Khanifah (Jawa Tengah), Mahwiyanto atau Mahwi Air Tawar (Jawa Timur), dan Restu Afriyani atau Rheysha Itsuki (Kalimantan Barat).

Al Muttaqin sebagai pemenang pertama, melalui cerpennya berjudul “Perempuan yang Membelah Bulan”  yang dalam cerpen tersebut Al Muttaqin menceritakan secara baik pemberdayaan masyarakat pedalaman di Jambi.  
Seluruh cerpen karya pemenang dan nominator akan dibukukan dalam bentuk antologi cerpen pemuda, yang nantinya akan dikirimkan kepada pemenang lomba selain juga uang pembinaan, piagam penghargaan dan trophy Kementerian Pemuda dan Olahraga, sedangkan ke 14 nominator hanya mendapatkan Piagam Penghargaan dan kumpulan Cerpen terbaik. 
Imbal tanda jasa berupa uang pembinaan akan ditransfer ke Nomor Rekening atas nama pemenang lomba cipta cerpen pemuda Tingkat Nasional Tahun 2011 masing-masing : 
  1. Juara I  Rp. 7.000.000,-
  2. Juara II  Rp. 6.000.000,-
  3. Juara III  Rp. 5.000.000,-
  4. Juara Harapan I Rp. 3.000.000,-
  5. Juara Harapan II Rp. 2.000.000,-
  6. Juara Harapan III Rp. 1.000.000,-

 
Jakarta, 29 September 2011 
Asisten Deputi
Peningkatan Kreativitas Pemuda,
Sebagai Penanggungjawab Kegiatan

 
Dra. Marheni D Kusumawati, M.Pd

From: http://www.kemenpora.go.id/pdf/PEMENANG_CERPEN.docx.


Senin, 11 April 2011

Ayam Kodok.......hmmm...Yummy...

 Lagi asyik browsing resep-resep masakan..eits ketemu resep dengan nama rada aneh bin unik. Sepertinya patut dicoba ne...yuks...mari intip cara membuatnya...

AYAM KODOK

Bahan Isi:
1 ekor ayam sekitar 800 gr, ambil dagingnya saja (kulitnya tetap utuh)
250 gr daging ayam giling
250 gr daging sapi giling
2 potong roti tawar, rendam dalam air, kemudian peras
1 butir telur ayam besar
1 sdt gula
1 ½ sdt garam
½ sdt merica
¼ sdt chicken powder (kaldu blok/bubuk)
¼ sdt pala
4 butir telur rebus (untuk isi pada ayam)
Pengoles :
1 sdm margarin
1 sdm madu
1 sdm kecap manis
¼ sdt pala
½ sdt merica
Saus :
3 sdm mentega
2 sdm terigu (cairkan dengan 100 ml kaldu dari 500 ml kaldu yg tersedia)
5 sdm kecap manis
3 sdm kecap inggris
1 bawang bombay, cincang kasar
500 ml kaldu
2 sdt garam
2 sdt gula
½ sdt merica
½ sdt pala
Cara Membuat ayam kodok :
1. Aduk semua bahan Isi ayam kodok sampai rata (kecuali telur rebus untuk isi).
2. Masukkan adonan isi ke dalam kantong segitiga. Potong bagian ujung plastik
segitiga.
3. Isikan adonan isi ke kulit ayam.
4. Masukkan telur rebus di 4 bagian, di samping sayap kiri-kanan dan samping paha
kiri-kanan.
5. Isi kulit ayam dengan adonan sampai penuh dan bentuknya seperti ayam
utuh.
6. Jahit bagian leher dan bagian bawah ayam (utuhkan bagian "brutu-nya") kemudian
tusuk-tusuk ayak kodok supaya saat dikukus tidak robek.
7. Kukus selama 1 jam
8. Angkat, hias sesuai selera dan siap dihidangkan.
Cara memasukkan isi
Cara membuat kantung kodok

Sabtu, 02 April 2011

Mungkinkah???....


Tak perduli bagaimana aku berpikir, mungkin itulah cinta
Sebuah kenangan yang telah terhapus
Kini, akhirnya aku mengerti perasaan itu
Kini, yang tersisa hanyalah bayanganmu
Kini... semua yang tersisa
Hanyalah bayangan sosokmu yang dingin
Meninggalkan diriku yang gemetar dan merana
Lama sekali, aku menatap gerbang
Berharap kau akan datang ke sisiku
Di pagi hari, aku menatap keluar jendela dan berkata
Sesuatu yang dinamakan cinta, dan berkejaran dengan waktu
Yang berlalu dengan cepat dan tenang seperti angin
Cinta seperti itu, aku sangat merindukannya
Semua yang tersisa dalam diriku hanyalah perasaanku
by hong min jung

Kamis, 17 Maret 2011

Test Kepribadian

Attention: Test ini hanya sebuah permainan. Boleh Percaya, Boleh Tidak. Hanya sekadar iseng2...
Test ini dikutip dari www.yousaytoo.com
 
> > Guys, you must try this! tapi kalian bener-bener jangan ngeliat jawabannya di bawah ya. kamu ikutin aja instruksinya, dijamin deh bakal kaget kalo liat hasilnya, aku aja masih terheran-heran dan geleng-geleng kepala. tapi mikirnya jangan lama-lama, apa yang ada di hati kamu aja tapi bukan berarti asal-asalan lho! enjoy!
> >
> > Psikotest ini diambil dari email internet, diterjemahkan oleh orang tersebut dari bahasa asalnya Japanese (Jepang). Anda akan menemukan hasil yang sangat mengejutkan.
> >
> > Orang yang memikirkan game ini, konon sesudah membaca mail ini, harapannya dapat terkabul. Pasti anda akan terkejut melihat hasilnya!!!
> >
> > Cuma janji dulu!
> >
> > JANGAN MEMBACA JAWABAN
> >
> > DIBAWAHNYA TERLEBIH DAHULU.
> >
> > IKUTI DULU INSTRUKSI YANG DIMINTA.
> >
> > BACA SATU PARAGRAF DEMI SATU PARAGRAF.
> >
> > Pertama-tama siapkan bolpen dan kertas.
> >
> > Waktu memilih nama, anda harus memilih orang yang anda kenal. Jangan terlalu banyak mikir, tulislah apa yang ada di kepala anda.
> >
> > INGAT : Maju satu paragraf per paragraf.....
> >
> > Kalau anda membaca kelanjutannya, permohonan anda tidak akan terkabul.
> >
> >
> >
> > 1. Pertama-tama tulis angka 1 sampai sebelas di kertas anda secara vertikal (atas ke bawah)
> >
> > 2. Tulis angka yang paling kamu senang (antara 1-11) disebelah angka No.1 dan 2
> >
> > 3. Tulis 2 nama orang (lawan jenis) yang kamu kenal, masing-masing di No.3 dan No.7.
> >
> > 4. Tulis 3 nama orang yang kamu kenal di No.4, 5, dan 6. Disini kamu boleh menulis nama orang di keluarga, teman, kenalan. Siapapun OK. Cuma harus yang kamu kenal!
> >
> > 5. Di no.8, 9, 10 dan 11 kamu tulis nama judul lagu yang berbeda-beda!
> >
> > 6. Terakhir, tulis kamu punya permohonan.
> >
> > (kamu minta permohonan)
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > NAH, dibawah ini ada jawaban dari psikotest-nya mudah-mudahan cocok jawabannya.
> >
> > 1.. Anda harus memberitahu ke orang yang anda tulis di No. 7 tentang psi kotest ini.
> >
> > 2.. Orang yang anda tulis di No.3 adalah orang yang kamu cintai.
> >
> > 3.. Orang yang anda tulis di No.7 adalah orang yang kamu suka, tetapi bertepuk sebelah tangan.
> >
> > 4.. Orang yang anda tulis di No.4 adalah orang yang anda rasa paling penting bagi anda.
> >
> > 5.. Orang yang anda tulis di No.5 adalah orang yang paling mengerti tentang anda.
> >
> > 6.. Orang yang anda tulis di No. 6 adalah orang yang membawa keberuntungan pada anda.
> >
> > 7.. Lagu yang anda tulis di no. 8 adalah lagu yang ditujukan untuk orang No.3
> >
> > 8.. Lagu yang anda tulis di no.9 adalah lagu yang ditujukan untuk orang No.7
> >
> > 9.. Lagu yang anda tulis di no.10 adalah lagu yang melukiskan apa yang ada di hati anda.
> >
> > 10.. Terakhir, lagu yang anda tulis di No.11 adalah lagu yang melukiskan hidup anda.
> >
> >
> >
> > BAGAIMANA APAKAH CUKUP JITU ??????
> >
> > Anda harus post bulletin ini dalam kurun waktu 1 jam setelah anda membukanya.
> >
> > Dengan begitu, permohonan anda akan dikabulkan. Kalau anda tidak mengirimkannya, niscaya permohonan anda akan terjadi yang sebaliknya

Sabtu, 05 Maret 2011

Sebelum Aku Pulang....



Sebelum aku pulang...
aku akan mengunjungimu...
memberi seikat bunga yang akan menghiasi rumahmu...
mengusap indah pualam, mencabuti alang-alang yang selalu mampir di rumahmu...
tak lupa bersenda gurau mengenang masa lalu kita...
bercerita banyak hal tentang masa dulu dan masa yang akan datang...
tak lupa memberimu kado yang sejak dulu ku janjikan...
kado yang belum pernah engkau temui dan engkau lihat.

Sebelum aku pulang....
ku titip rindu untuk mu dan kota sejuta kenangan kita...
ku titip doa semoga Sang Illahi selalu menjaga dan menyayangimu...
ku titip doa semoga aku bisa bertemu denganmu kembali...
disini, di kota sejuta  kenangan kita...
ku titip doa semoga kita suatu saat kita kan berkumpul kembali seperti dulu..

Sebelum aku pulang...
biarkan aku sejenak menutup mata...
meresapi hangat pelukmu seperti dulu,
menyusun satu persatu memori membentuk wajahmu...
mengumpukan getar2 suaramu, yang tak lagi utuh terdengar dan terekam...
menyusuri tiap jalan yang sempat merekam kenangan kita...
mencoba mengingat tempat-tempat indah kita...

Sebelum aku pulang...
ku ingin menghabisakn waktuku bersama mu, meski hanya satu hari saja.
merasakan harumnya rumput setelah hujan...
menatap langit yang mungkin tak sama dengan tempat ku pulang...
mengukir  janji bahwa suatu saat aku akan kembali ke kota ini...

Sebelum aku pulang...
aku akan datang, di hari usiaku bertambah dan esoknya bertambah pula usia kepergianmu...
April, 20-21, 1999
12 tahun sudah lamanya kita berpisah...
tapi rinduku akan sosokmu masih tetap sama seperti dulu, tak ada yang berubah...
Aku rindu...rindu padamu...
aku SANGAT RINDU pada mu AYAH...

*Try to Remember Sweet Memories With You"













Kamis, 10 Februari 2011

Kisah Badak Ceking dan Bebek Buruk Rupa

Badak kecil, tertatih berjalan membawa tubuh yang ceking dan mata sendu. Begitu polos, begitu lugu. Ikut bermain bersama yang lain. Badak yang pemalu mulai bermain, sedikit-sedikit membuka diri. Tapi jangan salah, meskipun begitu ia rajin sekali mengganggu si bebek. Entah apa yang ada di pikirannya. Setiap bertemu bebek sifat pemalu dan lugunya berubah. Mengolok-olok, menjahili hingga si bebek buruk rupa menangis.
Yach, hampir setiap hari ia melakukan itu.  Ia hanya berani dengan si bebek tak berani dengan yang lain. Bebek enggan bertemu dengannya. Setiap melihat badak di tengah lapangan atau di jalan sebisa mungkin ia menghindar. Tapi bukan si badak namanya kalau tidak kehabisan akal. Ia menunggu di jalan lain tempat biasa si bebek lewat. Dan... Sudah bisa diduga, bebek buruk rupa pun kembali menangis. Pulang ke rumah diikuti tawa si badak yang bangga dengan kejahilannya. Ketika kembali ke lapangan dengan yang lain, ia berubah menjadi lugu. Hmmm....si badak seperti mempunyai kepribadian ganda, itu menurutku. Tapi ada yang kusuka, senyum badak yang tulus meski tertutupi dengan wajah jahilnya.

Badak tidak tahu kalau hari itu, hari terakhir ia bertemu dengan si bebek buruk rupa. Esoknya ia menemukan lapangan dan jalan yang biasa dilewati bebek sepi. Tak terlihat sosok bebek sepanjang hari, bahkan celotehnya pun tak terdengar. Ia terus menunggu dan menunggu. Tapi tetap saja nihil. Bebek tak muncul. Ada yang hilang, entah lah badak pun tak tahu rasa apa itu. Bebek pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun padanya.

Di suatu tempat, bebek sudah berada bersama teman-teman yang baru. Tak ada kejahilan seperti yang dilakukan badak, tak ada tangisan. Tapi ada yang hilang. Entahlah bebek pun tak tahu apa itu. Hari itu telah mengubah kehidupan bebek buruk rupa. Menjalani kerasnya hidup. Tak seperti di tempatnya dulu. Tempat dimana  ia menghabiskan masa kanak-kanak yang indah, meski sering menjadi korban kejahilan badak dan teman-temannya. tapi bebek senang dengan kejahilan mereka. Kini, bebek kesepian.

Waktu terus bergulir. Tak terasa....
Badak telah berubah menjadi sosok yang tangguh dan dewasa. Kehidupan telah menempanya untuk bertahan hidup. Tak jauh berbeda dengan si bebek. Bebek buruk rupa telah berubah. Bukan lagi bebek cengeng, bukan lagi bebek yang lemah. Ia telah menjelma menjadi bebek yang tegar, meski ia tekadang merasa tidak mempesona seperti bebek-bebek yang lain. Tak secanti mereka.

Entah suatu kebetulan atau rekayasa dari Sang Maha Kuasa.
Badak dan bebek bertemu, bertemu ditempat yang tak terduga. Bertemu dengan keterbatasan media. Tak secara langsung. Badak belum tahu seperti apa wujud asli si bebek begitu pula si bebek.

Kisah ini terhenti. Aku bingung apakah ini akan ku lanjutkan. Atau kubiarkan menggantung seperti ini. Hmm...aku pun tak tahu bagaimana kisah si bebek dan si badak selanjutnya. Biarlah ia mengalir sendiri, tanpa kutulis. Biarlah si badak dan si bebek yang melanjutkannya. Aku hanya bisa menjadi penikmat cerita mereka berdua.

Aku menunggu akhir kisah si bebek dan si badak. Akankah mereka bertemu di titik nol?. Tempat pertama kali mereka bertemu dulu, saling ejek, menghabiskan masa kanak-kanak mereka, dan memunculkan bibit rasa yang entah...akupun tak tahu apa namanya. Hanya mereka yang bisa merasaknnnya....



Rabu, 19 Januari 2011

Pelangi Hati Part 2

 Pelangi Hati Part 2

Kantor Dinas Pertambangan
“Setelah bermusyawarah akhinya saya memilih 4 orang pegawai saya yang akan mengikuti pelatihan di Bandung minggu depan. Nama-nama ini sudah saya petimbangkan dan saya sudah tahu sejauh mana kemampuan mereka selama bekerja. Karena mereka memilki keahlian yang cukup baik dan perlu dikembangkan lebih jauh lagi demi memajukan kota kita. Untuk yang belum terpilih, masih ada kesempatan bulan depan” Pak Heryawan sebagai kepala dinas memimpin rapat pagi ini.
“Baiklah, yang akan mengikuti pelatihan kali ini yaitu saudara Galih Triandi, Anton Siregar, Risha Aulia, dan Anggita. Demikian yang dapat saya sampaikan. Hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan akan diinfokan paling lambat dua hari dari sekarang. Wassalamualaikum warahmatulahi wabarakatu. Selamat siang..”.
“Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh..Siang pak..” semua pegawai kembali keaktifitas masing-masing, terkecuali Risha, Anggita, Anton dan Galih.
“Mantap...Pak Heryawan memang jeli melihat kita. Hore kita jalan-jalan lagi Gal...” seru Anto yang dikenal paling ribut suaranya plus logatnya yang kental. Meski begitu ia memiliki keahlian di bidang teknik pertambangan. Pria asal Medan ini sudah 5 tahun ditempatkan di kotaku, 2 tahun lebih dulu sebelum aku bekerja di sini. Ia sudah beberapa kali mengikuti pelatihan bahkan sudah menjadi staf ahli di kantor. Galih dan Anton adu tos.
“Wah, pelatihan kali ini sepertinya asyik. Apalagi ada Risha. Iya tidak Gal?” Anton mengedipkan matanya pada Galih seraya melirik Risha.”
“Ah, bisa saja kamu Ton. Mana mau ia denganku. Bisa saja kan aku bukan tipe pria idamannya.”
Galih tersipu malu sesekali menatap wajah gadis di depannya itu. Terpancar rona merah di pipi putihnya. Galih memang menaruh hati kepada Risha semenjak prajabatan dulu. Semua pegawai di kantor sudah tahu hal ini, tidak terkecuali Pak Heryawan. Bagaimana tidak? Selama di kota ini ia tinggal bersama Pak Heryawan, pamannya. Paling tidak sedikit banyak ia pernah menceritakan perasaannya kepada Pak Heryawan. Hanya saja ia tidak berani berkata terus terang kepada Risha dan tetap menyimpannya di dalam hati. Padahal jikalau ia mau, dengan wajah tampan, postur yang ideal dan kulit putihnya sudah ia terima tawaran hati gadis yang mendekatinya, tapi tetap saja ia menolak. Hanya satu di hatinya, Risha gadis berjilbab yang sederhana. Mandiri dan tentunya soleha. Seperti istri  idamannya selama ini.
Risha hanya tersenyum sejenak kepada mereka berdua dan melanjutkan pembicaraannya dengan Anggita, menanyakan rencana kerjasama eksplorasi dengan sebuah perusahaan. Akhir-akhir ini banyak tawaran kerjasama yang datang kepada ia dan Anggita. Tentunya di luar jam kerja kantor mereka.
***
Handphone di meja berdering. Ibu yang masih di kamar bergegas keluar dengan mukena yang masih melekat padanya.
My Sister Calling....
“ Iya Assalamualaikum Nak..”
“Wa’alaikumsalam Bu, Kak Risha ada?”
“Kakakmu belum selesai shalat. Apa kabarmu nak? Baik-baik saja disana?”
“Alhamdulillah Rini baik bu. Oh, iya Kak Risha mau ke Bandung minggu depan ya Bu? Kalau begitu aku bisa minta tolong lihat-lihat kebaya disana. Ibu kapan mau ketempatku? Semenjak aku kuliah ibu tidak pernah ke mengunjungiku, hanya kak Risha saja” rajuk Rini
“Iya, kakakmu memang akan ke sana. Nak, kamu tahu sendiri ibu bukannya tidak mau ke sana. Setiap hari ibu merindukanmu. Hanya saja jika pekerjaan disini ibu tinggalkan dan sering ke sana siapa yang akan mengawasi karyawan di sini? Bulan depan ibu juga akan kesana, mendampingi wisudamu”
“Maafkan Rini yang tidak mengerti ibu...” ada rasa terharu di sana.
Sejenak suasana hening. Risha keluar dari kamar menghampiri ibu yang sempat menitikan air mata haru dan bangga.
“Siapa yang menelpol bu?. Ibu kok menangis?” Risha mengusap air mata ibu dan memeluknya dengan sayang.
“Ini adikmu yang menempol, ia menanyakan rencana keberangkatanmu ke Bandung” Risha meraih handphone yang diberikan ibu.Berbicara dengan adik yang disayanginya itu.
Ibu mengusap air mata harunya seraya mengusap kepala Risha. Jikalau suaminya melihat anak-anak mereka ini tentunya ia akan bangga. Kerjakeras dan usaha yang ia rintis semenjak ditinggal suami dulu telah membuahkan hasil. Usaha yang dimulai dengan warung kecil-kecilan di depan rumah telah menggurita dan tersebar di beberapa cabang. Dirintis dengan bermodal keyakinan pada Sang Maha Kuasa dan nekad dengan mengandalkan uang pensiunan pegawai negeri yang tidak seberapa. Belum lagi harus membagi uang itu dengan biaya sekolah dasar Risha dan keperluan Rini. Sisanya untuk biaya hidup mereka sehari-hari. Ibu ditinggal ayah meninggal sewaktu Risha kelas lima SD dan Rini yang berusia 3 tahun.
Di usia tiga puluh tahun, usia yang masih cukup muda bagi ibu untuk menghadapi hidup sendiri, menjadi single parent waktu itu. Padahal tidak sedikit pria yang menawarkan diri untuk menjadi pendamping hidupnya. Bukannya ibu menolak jodoh, tetapi ibu takut tidak bisa memberikan ayah yang baik untuk anak-anaknya, terutama ayah yang soleh dan mencintai anal-anak yang bukan darah dagingnya. Sulit menemukan sosok seperti itu di jaman sekarang. Yang ada hanya mencintai ibunya bukan anaknya.
***
To be continue......

Pelangi Hati Part 1